Gowa, Kabartujuhsatu.news, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) berkomitmen meningkatkan kesejahteraan keluarga tani melalui program RURAL Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative atau READSI.
Kaitannya dengan hal tersebut, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI di Jakarta, Kamis (20/6/2024), menyatakan komitmennya untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian serta kesejahteraan petani di Indonesia.
Oleh karena itu, dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani, BPPSDMP telah membekali 244 petani dari 13 kabupaten wilayah READSI melalui pelatihan pengolahan hasil pertanian selama 7 hari.
Plt. Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan agar komoditas pertanian di Indonesia dapat bersaing adalah dengan melakukan peningkatan nilai tambah produk pertanian.
“Pengertian nilai tambah di sini adalah suatu komoditas yang bertambah nilainya karena melalui proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam suatu produksi,” jelas Dedi.
Sementara itu, Ketua Kelompok Penyelenggaraan, Kelembagaan dan Ketenagaan Pelatihan BPPSDMP selaku Manajer READSI, Andi Amal Hayat Makmur mengatakan pelaksanaan pelatihan pengolahan hasil pertanian bagi petani program READSI telah menerapkan format evaluasi peserta pelatihan yang mengukur peningkatan keterampilan peserta pelatihan.
"Jadi bukan hanya sikap/perilaku dan kognitif peserta yang dinilai, tapi juga diarahkan untuk penilaian psikomotorik peserta melalui pedoman evaluasi peserta pelatihan yang telah disusun oleh Pusat Pelatihan Pertanian," ungkap Amal.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku sebagai salah satu UPT yang menyelenggarakan pelatihan pengolahan hasil pertanian turut membekali 54 orang petani program READSI yang berasal dari 3 kabupaten seperti Kabupaten Luwu, Luwu Timur, dan Luwu Utara.
Kepala BBPP Batangkaluku, Jamaluddin Al-Afgani mengatakan tujuan utama program READSI adalah membantu petani dalam meningkatkan kesejahteraannya.
"Ketercapaian program READSI dapat dilihat sejauh mana penerima manfaat program ini (petani) bisa benar-benar ikut berkontribusi dalam tujuan READSI," ungkapnya saat menutup pelatihan di BBPP Batangkaluku.
Mujianto, salah satu peserta pelatihan mengajak peserta lainnya agar apa yang diperoleh selama pelatihan dapat dijadikan motivasi demi peningkatan kesejahteraan.
"Apa yang kita pelajari selama satu minggu, mungkin tidak cukup, tapi cukup merangsang kita untuk berinovasi selanjutnya, bagaimana kita mengembangkan hasil pertanian yang ada di sekeliling kita," serunya.