Soppeng, Kabartujuhsatu.news- Petugas COMPOSTER Pengomposan SDN 7 Salotungo, Muh Arsyad, S. Pd dan Anang, S. Pd, memberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos kepada siswa-siswa dengan materi yang disertai praktik langsung. Jum'at (27/9/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan siswa cara mengelola sampah organik dengan benar dan bermanfaat.
Dalam pelatihan tersebut, Arsyad menjelaskan komposisi bahan yang digunakan untuk membuat kompos, yaitu sekam mentah, arang sekam, pupuk kandang (kohe), dan sampah organik seperti daun, ranting, serta sisa makanan.
"Komposisi yang digunakan adalah 1 bagian sekam mentah, 1 bagian arang sekam, 2 bagian pupuk kandang, dan 2 bagian sampah organik.
"Setelah semua bahan dicampur, campuran tersebut dilembabkan sebelum ditambahkan obat fermentasi dekomposer," ungkap Arsyad.
Salah satu keunggulan dari metode yang digunakan adalah jenis obat fermentasi dekomposer yang tidak memerlukan proses kedap udara, serta hasilnya bisa diaplikasikan dalam waktu singkat.
"Dengan obat fermentasi ini, kita tidak perlu menunggu lama. Dalam satu minggu, pupuk kompos sudah siap untuk digunakan," terang Anang saat menjelaskan kelebihan teknik yang digunakan kepada siswa.
Setelah materi teori disampaikan, Arsyad dan Anang memperagakan proses pencampuran bahan-bahan kompos di hadapan para siswa.
Dengan penuh perhatian, siswa mengamati setiap langkah yang dilakukan oleh kedua petugas, mulai dari pencampuran bahan hingga pemberian dekomposer.
Untuk memperkuat pemahaman siswa, mereka kemudian diminta untuk mempraktikkan sendiri proses pembuatan kompos tersebut.
Dibimbing oleh Arsyad dan Anang, para siswa dengan antusias mencoba mengolah sampah organik yang sudah disiapkan, mencampur bahan-bahan sesuai komposisi yang telah diajarkan.
"Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswa karena mereka belajar tidak hanya secara teori, tetapi juga praktik langsung.
Diharapkan mereka dapat menerapkan ilmu ini di lingkungan sekitar mereka," ujar Muh Arsyad menutup kegiatan.
Pelatihan ini diharapkan dapat menanamkan kesadaran kepada siswa mengenai pentingnya pengelolaan sampah organik, sekaligus memperkenalkan cara-cara yang ramah lingkungan dalam menjaga keberlanjutan ekosistem.
(Red)