Soppeng, Kabartujuhsatu.news- Ada fenomena baru dalam masa kampanye Pilkada Soppeng 2024. Pidato-pidato Calon Bupati H. Suwardi Haseng, selalu ditunggu oleh warga di setiap titik kampanye dialogis.
Mereka senang dengan cara pidato yang dianggap mengenai dan cocok dengan kondisi masyarakat bawah.
Banyak yang heran dengan perubahan cara berpidato H. Suwardi yang sebelumnya banyak diragukan. Kini, pidato-pidatonya selalu ditunggu.
Sejatinya, H. Suwardi Haseng bukanlah orator ulung. Namun, kekurangan itu bisa ditutupinya dengan baik lewat penampilan interaktif dan atraktif.
Ternyata, strategi interaktif itu menjadi kunci kesuksesannya dalam menghipnotis peserta kampanye.
Saat berpidato, Suwardi tak statis dan aktif berkeliling di depan warga.
Dalam penampilannya, Suwardi aktif berkomunikasi dengan audiens di depannya. Ia punya banyak cara untuk menghidupkan suasana.
Pengusaha sukses ini piawai dalam melontarkan joke-joke nya alias candaan dan lawakan ketika berdialog dengan warga.
"Tettongka, urane katanya harus tettong (Berdiri ka, laki-laki katanya harus berdiri)," katanya, yang kemudian selalu disambut gelak tawa hadirin.
Ketika memulai pidatonya, Haji Suwardi kerap memberikan kejutan dengan menyuruh beberapa orang warga yang dia pilih untuk maju ke depan.
"Ini lima orang ke depan isi tempat duduk kosong, dapat door prize. Yang lain tak dapat door prize karena duduk di belakang," katanya. Lima orang itu dapat souvenir.
Ternyata, itu hanya trik agar kursi kosong di depan terisi. Pasalnya, setelah itu semua warga yang hadir tetap dapat souvenir yang beserta sejumlah bahan kampanye.
Ia juga biasa mengecek kondisi bantuan alsintan berupa suprayer kompor cas yang menjadi bagian perjuangannya saat menjadi anggota DPRD Sulsel.
"Magello mupa komporo e, makencang mupa semprotannya. (Masih bagus suprayer kompor cas nya)?" tanyanya yang dijawab warga bahwa kondisi barang masih bagus.
"Tegi magello na semprotan na bapak e di rumah," candanya yang disambut gelak tawa warga yang hadir.
Ia juga selalu menekankan tentang Pilkada yang seharusnya riang gembira. "Sekarang boleh panas, tapi setelah ini semua kita bersama-sama lagi semua.
"Tapi tetap Ki semua di Sukses karena peluang menang lebih besar, karena kalau kalah ki, biar jalanan rata itu biasa dirasa miring juga," candanya.
Pidato politik Haji Suwardi di setiap titik kampanyenya juga terlihat lebih berwarna. Selain dipenuhi candaan-candaan, tim pengendali SUKSES juga menyiapkan bahan presentasi lewat bantuan proyektor.
Semua program kerja, apa yang telah dilakukannya dan rencana-rencana ke depannya disusun secara runut.
Ketua Tim Pengendali SUKSES, Dr. Nurmal Idrus, menyatakan sengaja memanfaatkan kelebihan H. Suwardi yang luwes berdialog dengan orang lain.
"Kekuatannya Pak Aji Suwardi itu di keluwesan bergaul dengan orang banyak.
"Dia gampang nyambung meski dengan orang baru. Kita manfaatkan itu dan memindahkannya ke atas panggung," katanya.
Nurmal juga mengaku tak lagi menyodorkan konsep pidato kepada mantan Anggota DPRD Sulsel ini, seperti di awal kampanye.
"Beliau diajak diskusi, dikasi pointernya, dan tak perlu konsep lagi.
"Dia gampang paham dan daya ingat yang tajam. Untuk joke-joke dan candaan di atas panggung, lebih banyak kita mendengar masukan di diskusi warga seperti di warung kopi dan kemudian diramu untuk jadi joke di atas panggung," tandasnya. (*)