Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Serunya belajar membatik jumputan ternyata tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa (Guru) saja, melainkan juga para siswa kelas 3 dan 4 SDN 3 Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng yang gembira dan antusias belajar membatik dalam kegiatan praktikum membatik jumputan bagian dari proses P5 yang diselenggarakan di halaman sekolah, Sabtu (5/10/2024)
Navya, siswi Kelas 4B SDN.3 Lemba yang ikut praktikum membatik tersebut mengaku senang dapat ikut serta mempraktekkan belajar proses pembuatan batik jumputan yang dipandu langsung oleh wali kelas masing-masing, siswi yang duduk di kelas 4B tersebut bangga bisa mencoba dan memiliki pengalaman dalam menuangkan cairan pewarna kain dengan ikatan karet disetiap sudut kain sesuai pola yang telah diarahkannya.
“Alhamdulillah ini baru pertama kali mencoba praktek membatik jumputan, di kelas hanya diperlihatkan gambar dan materinya saja di pelajaran mulok.
"Kelihatannya sulit tapi ternyata cukup mudah, harus konsisten dan teliti, tapi sangat seru apalagi sama teman-teman,” ucap Navya.
Hal senada juga diungkapkan Rifat, siswa kelas 4B yang ikut praktikum membatik bersama rekan satu kelasnya merasa antusias mencelupkan kain ke cairan pewarna di wadah gelas plastik yang telah disiapkan.
“Ingin belajar membatik saja, Alhamdulillah bisa mempraktekkan membatik secara langsung.
Menurut saya cukup mudah dan saya tertarik mempelajari batik lebih dalam. Saya sangat senang bisa mencobanya, bisa berkreasi apalagi hasil kain membatik ini bisa dibawa pulang ke rumah,” tutur Rifat.
Sementara itu, Guru Kelas 4A Nurhiqma S,S.Pd selaku mentor pada kegiatan praktikum membatik ini mengungkapkan bahwa di Kabupaten Soppeng ini sudah bisa memproduksi kain sendiri dengan corak khas tersendiri dan itu sudah dikenal di seluruh Nusantara bahkan di luar negeri.
"Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat terkhusus kepada peserta didik tentunya berkewajiban untuk merawat keberlangsungannya.
“Kita semua memiliki kewajiban untuk merawatnya, salah satunya mengembangkan melalui satuan pendidikan. Maka, sekolah sesuai tupoksinya memiliki kewenangan yang sama untuk melestarikan membatik itu melalui pendidikan di sekolah.
"Di Kabupaten Soppeng sudah ada kurikulum muatan lokal, sehingga kami melengkapi apa yang sudah dilaksanakan di sekolah dengan mengajak peserta didik untuk menggelar praktikum membatik, insya Allah berikutnya kami akan mengenalkan cara membatik eco print", terang Nurhiqma.
Sementara itu salah satu pembina kesiswaan dan guru kelas 4B Andi Rahmayuddin, S.Pd menambahkan, praktikum membatik ini juga sebagai salah satu wujud muatan lokal yang diajarkan bagi anak-anak sekolah di Kabupaten Soppeng.
“Program Praktikum di SDN.3 Lemba akan sesering dilakukan disetiap semester nantinya baik berupa praktikum jajanan kue tradisional, makanan khas, dan keterampilan lainnya.
"Kami akan menargetkan ke seluruh peserta didik untuk dapat memiliki skil sesuai minat dan bakatnya. Mudah-mudahan ke depan dengan berbagai praktikum yang sudah digelar di sekolah ini hingga tingkat SMP, SMA dan mahasiswa agar mereka tetap dikembangkan dan melestarikan batik sebagai warisan budaya ini di masa yang akan datang. Karena, teori-teori di sekolah yang diberikan di sekolah belum cukup sehingga perlu dipraktekkan juga dan pelestarian batik ini sangat penting dilakukan khususnya oleh generasi muda sebagai generasi penerus bangsa ini,” pungkas A.Rahman Sulo.