Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Ini hanya cerita tutur dan tak tertulis dalam lembaran sejarah. Cerita ini saya dengar dimasa kecil saat menonton upacara 17 an di Lapangan Gasis.
Seorang kakek yang terlihat ringkih dan bertongkat karena kakinya terlihat pincang saat berjalan bergumam tentang seorang veteran yang duduk di podium kehormatan.
"Dulu di masa perjuangan, saya pernah terlibat dalam sebuah pertempuran dengan orang itu,hanya saja dalam keadaan terdesak oleh musuh, orang itu kemudian melompat dan melarikan diri masuk ke dalam hutan melalui rumpun bambu, sekilas saya melihat lengannya berdarah karena tergores ranting bambu (Cakke Awo) saat melarikan diri, di pertempuran ini lah kaki saya tertembak dan rekan seperjuangan saya yang lain sebagian besar gugur dalam pertempuran itu" ujar kakek ini dengan mata seperti menerawang membayangkan pertempuran terakhirnya.
Hanya saja beberapa tahun kemudian, Ia sedikit heran saat bertemu dengan kawannya lagi ini di upacara 17 an, Ia sudah memakai pakaian veteran dengan berbagai pin penghargaan dan bintang gerilya di dadanya.
"Ternyata, cerita tentang luka tergores CAKKE AWO itu telah berubah menjadi cerita luka bekas terserempet peluru dalam pertempuran.
"Akhirnya, karena cerita itulah jadilah ia seorang pejuang" ujarnya sambil menyebut dirinya tak bisa mendapat kartu veteran karena tak ada yang bisa bersaksi tentang keterlibatannya dalam berbagai pertempuran.
"Mungkin kisah di atas, ceritanya akan mirip saat Pilkada 27 November 2024 usai, ungkap A. Agus PH Rauf, Senin (25/11/2024).
"Yakin, akan muncul banyak "PEJUANG-PEJUANG CAKKE AWO" yang akhirnya mendapat pengakuan sebagai PAHLAWAN, tandasnya.