Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Guru se-Kabupaten Soppeng tengah menanti langkah-langkah konkret yang akan ditempuh oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Soppeng.
Walaupun organisasi ini memiliki peran penting dalam memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan guru, sejumlah kalangan, baik dari guru sendiri maupun masyarakat, mengungkapkan kekecewaan atas lambannya penanganan berbagai permasalahan yang dihadapi tenaga pendidik.
Salah satu isu yang menjadi sorotan adalah kasus yang menimpa seorang guru di SDN 23 Tanete.
Meski demikian, sampai saat ini, PGRI Kabupaten Soppeng belum terlihat mengambil langkah signifikan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Beberapa guru menyatakan harapan mereka agar PGRI lebih responsif dan aktif dalam menyuarakan dan membela hak-hak para pendidik, terutama di tengah tantangan yang semakin kompleks di lapangan.
"Sebagai organisasi yang menaungi kami, PGRI diharapkan hadir bukan hanya dalam kegiatan seremonial, tetapi juga saat kami benar-benar membutuhkan dukungan," ujar salah seorang guru yang enggan disebutkan namanya. Sabtu (2/11/2024).
Permasalahan ini menjadi bahan diskusi di kalangan guru yang berharap adanya perubahan yang lebih baik ke depannya.
Menanggapi hal tersebut, sejumlah guru berharap PGRI Kabupaten Soppeng segera mengambil langkah nyata, baik dalam hal advokasi maupun pendampingan, agar masalah-masalah yang dihadapi guru dapat terselesaikan dengan baik.
Mereka berharap PGRI Kabupaten Soppeng dapat lebih tanggap dan proaktif dalam memberikan solusi, demi menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik bagi semua pihak di Kabupaten Soppeng.
(Red)