Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Ancaman penipuan melalui telepon oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan pejabat atau instansi resmi terus meresahkan berbagai kalangan.
Menanggapi fenomena ini, Ramli Mahmud, S.Pd., seorang tokoh pendidik sekaligus tokoh masyarakat Lalabata, memberikan sejumlah tips untuk membantu masyarakat, baik yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), wiraswasta, maupun masyarakat umum, agar tidak menjadi korban penelpon gelap.
Dalam sebuah forum diskusi yang digelar di Lalabata, Ramli mengungkapkan bahwa modus penelpon gelap sering memanfaatkan kelengahan atau rasa panik korbannya.
"Masyarakat perlu memahami bahwa institusi resmi tidak akan pernah meminta data pribadi atau uang melalui telepon. Waspada adalah langkah pertama untuk melindungi diri," ujarnya.
Tips Menghadapi Penelpon Gelap
Ramli membagikan beberapa langkah praktis yang dapat diterapkan untuk menghadapi penelpon gelap:
1. Jangan Langsung Percaya
Jika menerima telepon dari nomor tidak dikenal, dengarkan dengan hati-hati tetapi jangan langsung percaya. Pastikan untuk selalu berpikir kritis.
2. Verifikasi Identitas Penelpon
Jika penelpon mengaku berasal dari sebuah instansi resmi, tanyakan identitas lengkap mereka dan verifikasi melalui kontak resmi instansi tersebut.
3. Hindari Memberikan Informasi Pribadi
Jangan berikan data seperti nomor KTP, rekening bank, alamat rumah, atau informasi lainnya. Penelpon gelap sering memanfaatkan data ini untuk kejahatan lebih lanjut.
4. Catat Nomor Telepon
Simpan nomor telepon yang menghubungi Anda, serta detail pembicaraan, sebagai bahan laporan jika diperlukan.
5. Gunakan Aplikasi Pemblokir Telepon
Aplikasi seperti Truecaller atau layanan serupa dapat membantu mengenali dan memblokir nomor mencurigakan.
6. Tolak Permintaan Mendesak
Jika penelpon meminta uang, barang, atau data dengan nada mendesak, segera tolak permintaan tersebut dan konsultasikan dengan pihak terpercaya.
7. Laporkan kepada Pihak Berwenang
Jika Anda merasa dirugikan, jangan ragu untuk melaporkannya ke pihak kepolisian atau instansi terkait.
8. Edukasi Keluarga dan Rekan Kerja
Bagikan informasi ini kepada keluarga, teman, atau kolega agar mereka juga terhindar dari modus serupa.
Menggalang Kesadaran Bersama
Ramli menekankan pentingnya kesadaran kolektif dalam menghadapi ancaman penipuan. "Jika kita saling berbagi informasi dan waspada, peluang bagi pelaku untuk beraksi akan semakin kecil. Langkah ini tidak hanya melindungi diri kita, tetapi juga komunitas kita," tegasnya.
Tips ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan masyarakat karena dinilai relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Dengan inisiatif seperti ini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan proaktif dalam melaporkan tindakan mencurigakan. Jika menemukan indikasi penipuan, segera laporkan ke pihak berwenang agar pelaku dapat ditindak secara hukum.