Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Sistem pendidikan di kabupaten Soppeng yang dinilai baik dengan melahirkan sedikit 179 guru penggerak dari berbagai komunitas belajar sehingga mengundang simpatik dan keinginan kabupaten lainnya untuk melakukan studi tiru dan atau menjadi rujukan bagi daerah lain khususnya di sulawesi selatan.
Seperti halnya hari ini sabtu (16/11/2024) yang kali ini, tiga sekolah Penggerak dari Kabupaten Maros yang melakukan studi tiru di kabupatenSoppeng.
Ketiga sekolah penggerak tersebut disambut hangat dengan tarian Paduppa dan persembahan lainnya dari peserta didik di SDN 20 Totakka Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
Dalam penyambutan itu dihadiri oleh Sekretaris Disdikbud Soppeng Dr. Nur Alim, M.Pd, Pengawas Gugus 1 Soppeng Sudirman, S.Sos, Pengawas Donri-donri Abdul Rauf, S.Pd, M.Pd, Korwil wilayah pendidikan Lalabata Drs. Jamaluddin, Fasilitator sekolah penggerak, dan Para Kepala Sekolah penggerak Angkatan 1, 2, dan 3 se-Kabupaten Soppeng.
Kunjungan ini dibuka langsung oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Soppeng, Dr. Nur Alim, M.Pd.
Dalam sambutannya, Dr Nur Alim menyampaikan bahwa Kabupaten Soppeng sangat terbuka untuk berbagi praktik terbaik dalam implementasi sekolah penggerak.
"Sekolah penggerak bukan hanya sekadar label, melainkan sebuah komitmen untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran, kata Nur Alim.
Menurutnya, "Melalui komunitas belajar yang kuat, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan efektif bagi siswa.
Dalam kunjungan studi tiru ini, yang menjadi fokus utama adalah dua sekolah penggerak unggulan di kabupaten Soppeng, yakni SDN 161 Karya dan SDN 20 Totakka.
Para peserta akan mengamati secara langsung bagaimana kedua sekolah ini membangun komunitas belajar yang efektif dan inovatif.
Mereka berharap kegiatan ini dapat memberikan inspirasi dan pengetahuan baru bagi para pendidik di Kabupaten Maros untuk diterapkan di sekolah masing-masing.
(Red)