Soppeng, Kabartujuhsatu.news, SDN 7 Salotungo kembali mencuri perhatian dalam kunjungan visitasi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang dilakukan oleh Tim dari Direktorat Jenderal Sekolah Dasar Kemendikdasmen RI. Kunjungan yang dipimpin oleh Dr. H. Didang Setiawan, M.Pd dan Pingky Pratiwi Naufal, M.Pd berlangsung selama dua jam penuh dengan agenda wawancara mendalam bersama kepala sekolah, Abdul Asis, S.Pd.I, serta tinjauan lingkungan sekolah. Selasa (19/11/2024).
Dalam wawancara tersebut, Abdul Asis memaparkan bagaimana penerapan Kurikulum Merdeka di SDN 7 Salotungo berjalan dengan melibatkan semua elemen sekolah.
“Kerja sama semua pihak, mulai dari guru, siswa, orang tua, hingga komite sekolah, menjadi kunci keberhasilan kami, tanpa dukungan tersebut, mustahil semua ini dapat tercipta,” ujarnya.
Setelah wawancara, tim visitasi diajak berkeliling lingkungan sekolah untuk melihat secara langsung kondisi nyata di lapangan.
Mereka tampak terpukau dengan penataan lingkungan sekolah yang rapi dan terintegrasi.
Tidak hanya halaman depan dan dalam sekolah, area belakang sekolah pun tertata dengan baik, menunjukkan konsep pengelolaan lingkungan yang holistik.
Fasilitas unggulan seperti kebun sekolah, green house, bank sampah, tempat pengomposan, koperasi sekolah, sekretariat sanggar, hingga sekretariat Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) juga mendapat apresiasi tinggi.
Saat ini, sekolah juga tengah membangun ruang kreativitas siswa yang diharapkan mampu menjadi wadah eksplorasi ide dan inovasi para murid.
“Semua ini berawal dari niat yang baik dan rasa memiliki terhadap sekolah".
"Kami berusaha menciptakan suasana di mana setiap orang merasa menjadi bagian dari SDN 7 Salotungo,” terang Abdul Asis.
Meski demikian, kepala sekolah tetap rendah hati dan mengakui masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki.
Ia berharap sumbangsih ide dan masukan dari berbagai pihak untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di SDN 7 Salotungo.
Kunjungan ini semakin mengukuhkan SDN 7 Salotungo sebagai salah satu sekolah yang inspiratif dalam penerapannya serta membuktikan bahwa kerja keras dan kolaborasi mampu menciptakan inovasi dan kemajuan pendidikan yang berkelanjutan.
(Red)