Gowa, Kabartujuhsatu.news, UPT Pelatihan Kementerian Pertanian, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku kembali mempertegas komitmennya dalam mendukung program modernisasi pertanian di Indonesia dengan menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis Operator Alat Mesin Pertanian Bagi Aparatur bekerja sama dengan Yayasan Edukasi Manajemen Jakarta.
Seperti diketahui, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong modernisasi alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk sektor pertanian. Kebijakan modernisasi dilakukan salah satunya untuk menarik minat milenial dan generasi Z menjadi petani milenial.
"Sekarang ini untuk menarik petani milenial dan generasi Z itu menggunakan alat mesin pertanian," ucap Amran.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti juga menekankan pentingnya teknologi dalam menarik minat generasi muda untuk berkarir di sektor pertanian.
"Anak muda sekarang berpikir bekerja di sawah itu identik dengan panas dan kotor. Padahal kita ingin mengenalkan alsintan yang modern, semuanya sudah menggunakan traktor, combine, yang memudahkan petani," katanya.
Bimtek yang bertemakan Pengoperasian dan Perawatan Alsintan Pra Panen Bagi Aparatur ini dibuka langsung oleh Kepala BBPP Batangkaluku di aula Syekh Yusuf, Rabu (13/11/2024).
"Saat ini Kementerian Pertanian sedang fokus untuk melakukan modernisasi pertanian, sehingga seperti yang kita ketahui bahwa Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) nomenklaturnya telah diubah menjadi Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian," ungkap Jamaluddin Al Afgani, Kepala BBPP Batangkaluku.
Lanjut Jamal, Badan tersebut dibentuk karena Kementan ingin proses budidaya atau proses produksi pertanian di semua tingkatan menggunakan sistem modernisasi.
"Olehnya itu, baik itu widyaiswara maupun penyuluh walaupun backgroundnya bukan mekanisasi, wajib hukumnya untuk paham mekanisasi karena ini merupakan program nasional, karena kita ingin mencapai swasembada pangan secepat-cepatnya," terangnya.
Jamal mengatakan bahwa semua stakeholder pertanian wajib hukumnya untuk terlibat dalam menyokong pembangunan pertanian menuju swasembada pangan dan Presiden menargetkan Indonesia bisa mencapai swasembada pangan paling lambat 4 tahun ke depan.
Pelatihan yang dilaksanakan selama 3 hari efektif ini (13-15 November 2024) diikuti oleh 20 orang penyuluh asal Kutai Kartanegara yang akan dibekali materi oleh para widyaiswara yang ahli di bidangnya.
Adapun materi yang diajarkan yaitu Kebijakan Swasembada Pangan, K3, Pembuatan Bibit Padi Sistem Dapog, dan Pengoperasian dan Perawatan alsintan seperti traktor roda 2 dan 4, transplanter, dan pompa air.