Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Dampak perubahan cuaca ekstrim berupa La nina (curah hujan yang tinggi) yang menyebabkan banjir di berbagai wilayah di Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan sehingga menimbulkan beberapa lahan persawahan dan irigasi mengalami kerusakan yang signifikan.
Hal itu akibat dari arus sungai yang sangat deras yang meluap yang membawa sedimen material pasir, lumpur, kerikil dan batu di lahan persawahan.
Mirisnya beberapa persawahan menyatu dalam satu hamparan lumpur sedimen dan pematang sawah sebagai pembatas hilang di bawa arus air sehingga menyulitkan pemilik sawah untuk menandai batas lahan sawahnya.
Begitu halnya yang terjadi di Kelurahan Salokaraja, ada 2 (dua) kelompok tani yang sangat terdampak yaitu kelompok tani salokaraja seluas 70 Ha, Kelompok Tani Labawi 40 Ha, dimana luas lahan persawahan yang sudah tertanami tertutup oleh lumpur sedimen.
Menyikapi hal urgensi tersebut, Bupati Soppeng langsung terjun ke lokasi itu, untuk mengatasi persoalan ini.
Bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak bersama Plt Kadis TPHKP Ariyadin Arif dan Kabid PUPR mengerahkan Alat berat berupa ekscavator yang langsung beraksi mengangkat sedimen lumpur dan material lainnya. Sabtu (28/12/204).
Selain itu juga membuat pematang sebagai tanda batas kepemilikan lahan.
Petani sangat bersyukur dan berterima kasih atas gerak cepat yang dilakukan oleh Bupati Soppeng untuk peduli meringankan beban mereka.
"Kami, sebagai masyarakat petani yang mempunyai keterbatasan permodalan untuk memperbaiki lahan kami, mengingat biaya lahan persawahan tersebut akan kembali di tanami padi yang gagal/rusak pada pertanaman sebelumnya.
"Inilah bukti wujud kehadiran pemerintah daerah secara nyata dalam melindungi petani serta menjaga ketahanan Pangan serta swasembada berkelanjutan, ungkap salah satu warga.
Pada kesempatan itu, Lurah Salokaraja, Andi Walinono bersama Penyuluh Pertanian Lapangan dan Kelompok Tani serta masyarakat setempat turut membantu penanganan normalisasi ini.
(Red)