Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Jembatan Salokaraja di Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, runtuh pada Minggu malam (22/12) sekitar pukul 19.15 WITA. Peristiwa ini menyebabkan akses utama di wilayah tersebut tidak bisa dilewati, baik oleh kendaraan maupun pejalan kaki, sehingga mengakibatkan gangguan aktivitas masyarakat.
Runtuhnya jembatan ini menarik perhatian warga setempat, yang berbondong-bondong datang untuk melihat langsung kondisi jembatan yang hancur. Beberapa warga mengabadikan momen tersebut menggunakan ponsel, sementara yang lain terlihat berdiskusi tentang dampak kerusakan terhadap kehidupan sehari-hari mereka.
Lurah Salokaraja, Andi Walinoni, S. So., M. AP, langsung turun ke lokasi setelah mendapatkan informasi mengenai kejadian tersebut. Dalam pernyataannya, ia mengungkapkan bahwa runtuhnya jembatan diduga akibat curah hujan tinggi selama beberapa hari terakhir, yang memperlemah struktur jembatan.
“Runtuhnya jembatan ini terjadi sekitar pukul 19.15 WITA. Kami menduga faktor usia jembatan dan derasnya aliran air menjadi penyebab utama. Saat ini, kami sedang berkoordinasi dengan pihak terkait untuk langkah penanganan darurat,” ujar Andi Walinono.
Lurah Salokaraja juga mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati area jembatan karena kondisi tanah di sekitar lokasi masih labil dan berpotensi membahayakan.
Sebagai langkah awal, pemerintah Kelurahan Salokaraja sedang berupaya menyediakan jalur alternatif bagi masyarakat yang terdampak. Selain itu, laporan resmi telah disampaikan kepada pemerintah Kecamatan Lalabata dan Kabupaten Soppeng untuk percepatan proses perbaikan.
Masyarakat berharap perbaikan jembatan dapat segera dilakukan mengingat jembatan ini merupakan jalur vital bagi aktivitas ekonomi dan sosial warga Salokaraja.