Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Dalam sebuah seminar pendidikan yang diadakan di salah satu universitas terkemuka, Prof. Dr. H. Dedi Mulya Sana, M.Pd., seorang akademisi dan praktisi pendidikan, menyampaikan pandangan mendalam mengenai peran pendidik dalam membentuk generasi bangsa.
Ia menegaskan bahwa pendidikan sejati hanya bisa dilakukan oleh orang baik yang memahami ilmu tentang kebaikan serta memiliki spirit untuk menjadi yang terbaik.
Orang Baik dan Berilmu: Syarat Menjadi Pendidik
Menurut Prof. Dedi, menjadi pendidik tidak hanya membutuhkan kemampuan akademik, tetapi juga karakter moral yang kuat. “Pendidikan bukan sekadar transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan nilai-nilai. Hanya orang baik yang tahu ilmu tentang kebaikan yang mampu melaksanakan tugas ini dengan penuh tanggung jawab,” jelasnya.
Ia melanjutkan, seorang pendidik sejati harus memiliki spirit untuk menjadi yang terbaik, bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi demi kemajuan peserta didik. “Spirit itu yang mendorong pendidik untuk terus belajar, memperbaiki diri, dan menginspirasi,” ujarnya.
Guru vs Pendidik
Prof. Dedi juga memberikan perbedaan mendasar antara seorang guru, pengajar, dan pendidik. “Guru adalah gelar profesi, pengajar adalah seseorang yang hanya menyampaikan materi, tetapi pendidik adalah mereka yang membentuk jiwa dan karakter anak didik,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa orang yang tidak baik tidak bisa menjadi pendidik. Meskipun mereka mungkin bisa menjadi pengajar, tugas pendidik yang lebih kompleks dan melibatkan pembentukan moral dan spiritual siswa hanya bisa dilakukan oleh individu yang memiliki integritas dan nilai-nilai kebaikan.
“Pengajar itu banyak, siapa pun bisa menyampaikan materi. Tetapi pendidik berbeda; mereka membawa misi untuk membangun manusia seutuhnya, baik secara intelektual, emosional, maupun spiritual,” ungkap Prof. Dedi.
Tantangan dan Harapan
Di akhir ulasannya, Prof. Dedi mengingatkan bahwa menjadi pendidik di era modern penuh tantangan. Teknologi, perubahan sosial, dan tantangan moral menuntut pendidik untuk terus beradaptasi dan menjaga komitmen pada kebaikan.
“Pendidik adalah profesi mulia, tetapi tanggung jawabnya besar. Hanya mereka yang memiliki hati baik, ilmu luas, dan semangat juang tinggi yang bisa menjalankan amanah ini dengan baik,” tutupnya.
Pernyataan ini diharapkan menjadi refleksi bagi seluruh tenaga pendidik untuk terus memperbaiki diri, tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik sejati yang mampu mencetak generasi unggul.
(Red)