Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Dunia pendidikan sering kali mendapat sorotan terkait peran guru sebagai teladan bagi siswa. Namun, tidak jarang muncul pertanyaan kritis: “Bisakah seorang guru yang hanya memberi instruksi tanpa melakukannya sendiri tetap disebut sebagai guru?”
Guru, dalam pandangan masyarakat, tidak hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga menjadi sosok yang diteladani. Dalam praktiknya, beberapa kasus menunjukkan bahwa ada guru yang lebih banyak memberikan arahan kepada siswa tanpa terlibat langsung dalam penerapan nilai-nilai yang diajarkan. Fenomena ini menimbulkan dilema, terutama bagi mereka yang menganggap profesi guru sebagai pengabdian dan panggilan jiwa.
Menurut Abdul Asis, S. Pd I, Kepala Sekolah SDN 7 Salotungo, seorang guru seharusnya menjadi figur yang “menghidupi nilai-nilai yang dia ajarkan.” "Guru tidak hanya bicara soal kedisiplinan, tanggung jawab, atau kesehatan, tetapi juga harus mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika tidak, bagaimana siswa bisa belajar dengan baik?" tegasnya. (5/1/2024).
Dalam program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang merupakan program pemerintah tentunya akan diterapkan seluruh satuan Pendidikan di Indonesia termasuk di SDN 7 Salotungo, para guru dan staf menjadi contoh nyata bagi siswa.
Mereka semestinya turut serta dalam kegiatan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, senam pagi, berdoa, membaca buku bersama, dan menjaga lingkungan sekolah tetap bersih. Hal ini membuktikan bahwa guru yang bertindak sesuai kata-katanya memiliki dampak lebih besar terhadap perkembangan karakter siswa.
Syamsul Hadi, S. Pd., Gr, seorang praktisi pendidikan, menambahkan bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya diukur dari nilai akademik siswa, tetapi juga bagaimana guru mampu membangun karakter melalui keteladanan.
"Guru yang hanya memerintah tanpa melakukannya akan kehilangan kepercayaan dari siswa. Mereka mungkin menghormati karena posisi, tetapi tidak akan meneladani," ujarnya.
Pertanyaan tentang kelayakan seorang guru yang tidak mempraktikkan ajarannya tetap menjadi refleksi penting bagi dunia pendidikan.
Pada akhirnya, guru yang pantas disebut sebagai pendidik sejati adalah mereka yang mengajarkan dengan kata-kata, memimpin dengan tindakan, dan menginspirasi dengan keteladanan.