Tidak Ada Kepastian Serap Gabah dari Bulog, Petani Kurau Jual Hasil Panen ke Tengkulak dengan Harga di bawah HPP
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Layanan Publikasi Media Online : Iklan, Berita, Banner

    Layanan Publikasi Media Online : Iklan, Berita, Banner
    Klik Gambar Inaproc Kabartujuhsatu di Kolom Pencarian

    Daftar Blog Saya

    Tidak Ada Kepastian Serap Gabah dari Bulog, Petani Kurau Jual Hasil Panen ke Tengkulak dengan Harga di bawah HPP

    Kabartujuhsatu
    Selasa, 21 Januari 2025, Januari 21, 2025 WIB Last Updated 2025-01-21T11:34:28Z
    masukkan script iklan disini

    Tanah Laut, Kabartujuhsatu.news, Pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) komoditas padi sebesar Rp 6.500 per kilogram (kg). Ketetapan tersebut berlaku sejak 15 Januari 2025. 

    Namun demikian, di lapangan kenyataannya masih banyak yang berbeda. Di Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Gabah Kering Panen (GKP) dihargai Rp. 5.800 – Rp. 6.000.

    Plt. Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Kurau, Hamsani menuturkan harga GKP di Desa Raden, Kecamatan Kurau, masih di bawah ketentuan HPP. 

    “Kemarin petani menjual Rp. 5.800/kg GKP. Pemanenan yang dilakukan dengan alat mesin pertanian jenis combine harvester, dan dibeli langsung oleh tengkulak,” jelas Hamsani, Selasa (20/1).

    Menurut Hamsani, rendahnya harga gabah yang dibeli tengkulak disebabkan belum banyak tengkulak yang masuk ke Desa Raden, sehingga tidak ada persaingan. Hal tersebut diperparah dengan Bulog yang belum menyerap gabah petani.

    Di sisi lain, menurut Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Kecamatan Kurau, Aditya Wardhana menyebutkan rendahnya harga gabah dipicu aksi ambil untung dari pembeli yang menjadi perantara dengan tengkulak. 

    “Pembelinya adalah orang lokal, kemungkinan atas perintah tengkulak luar. Sehingga dari harga tersebut, pembeli mengambil keuntungan lagi,” papar Aditya.

    Meski harga jual rendah, lanjut Aditya, petani tetap menjual hasil panen karena terdesak kebutuhan untuk pembayaran upah panen dan keperluan lainnya.

    Untuk mengatasi rendahnya harga, Hamsani menuturkan bahwa para petugas masih berupaya mencarikan pembeli lain yang memungkinkan harga bisa dinaikan, minimal sama dengan HPP. “Pihak Dinas TPHBun Tanah Laut bersama BPP Kurau sudah membuka komunikasi dengan Bulog, namun belum ada kepastian tentang teknis pembelian dari Bulog,” ucapnya.

    Hamsani mengatakan pihaknya sudah mengintruksikan para PPL, PPS, Brigade Pangan dan para pendampingnya, khususnya Desa Raden, untuk turun ke lapangan, menggali lagi informasi penyebab rendahnya harga GKP di tingkat petani. 

    Sementara itu, Ketua KelompokTani Tani Bersama Desa Raden, Suriansyah, berharap hasil panen petani bisa dibeli dengan harga sesuai HPP. Ia bahkan meminta ketegasan pemerintah menjalankan ketetapan harga sesuai HPP. 

    “Besar harapan  sebagai petani, HPP GKP bisa diberlakukan di tempat kami. Agar pembeli yang tidak serap gabah sesuai HPP mendapat peringatan dari pemerintah,” pungkas Suriansyah.
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini