Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Rabu, 26 februari 2025 di halaman SD Negeri 7 Salotungo, kala mentari perlahan meranjak, senandung hijaiyah mengalun lembut, membawa hati-hati yang rindu akan kehadiran bulan suci.
Suara Miss Nani dan Asis mengalir bak sungai bening, mengaliri jiwa dengan kesejukan ilahi. Setiap huruf yang dilantunkan bagai tetes embun yang membersihkan debu-debu dunia, membuka gerbang keberkahan yang segera tiba.
Dalam kebersamaan yang khusyuk, seluruh siswa, tenaga pendidik, dan kependidikan bersatu dalam irama cinta. Shalawat Busyro pun menggema, mengangkat sanubari menuju langit keikhlasan.
Dentingan musik perkusi dari Sanggar Masumange mengiringi setiap pujian, menjadikan lantunan shalawat bagaikan tarian cahaya yang menari di angkasa, mengundang rahmat dan ridha-Nya.
Ketika bait demi bait dilantunkan, para siswa membentuk konfigurasi yang sarat makna: huruf Alif, Lam, Lam, Ha (Allah) dan Mim, Ha, Mim, Dal (Muhammad).
Sebuah manifestasi cinta yang mendalam, menggambarkan kesatuan kalbu dengan Sang Pencipta dan kekasih-Nya.
Dalam formasi itu, seolah-olah nama suci terpatri di bumi Salotungo, menjadi saksi bahwa generasi ini dibimbing untuk tumbuh dalam cahaya iman dan kasih sayang Rasulullah.
Acara ditutup dengan hati yang penuh syukur dan rendah diri. Dalam satu suara, keluarga besar SD Negeri 7 Salotungo mengucapkan:
"Marhaban Yaa Ramadhan, Mohon maaf lahir dan batin."
Semoga lantunan shalawat yang mengudara menjadi doa yang mengetuk pintu langit, membawa keberkahan yang melimpah bagi seluruh insan yang merindu perjumpaan dengan bulan suci.
Wallahu a'lam bish-shawab.
