Gowa, Kabartujuhsatu.news, Brigade Pangan (BP) merupakan salah satu solusi yang diinisiasi Kementerian Pertanian untuk mencapai swasembada pangan sekaligus memberdayakan petani.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa Program Brigade Pangan tidak hanya berfokus pada optimalisasi pemanfaatan lahan, tetapi juga menjadi model pemberdayaan petani yang berkelanjutan.
“BP adalah pasukan terdepan yang melibatkan petani dengan dikawal oleh penyuluh pertanian, Babinsa, dan pegawai ASN Kementan, serta generasi muda untuk berkolaborasi dalam mengoptimalkan sektor pertanian.
BP menjadi garda terdepan dalam rangka menggerakkan para petani untuk lebih produktif terutama bagi petani milenial," ujar Mentan Amran.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menyampaikan bahwa mewujudkan swasembada pangan ini tidak bisa sendirian, kita harus terus bergandengan tangan dengan semua pihak.
“Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi melalui peningkatan produktivitas, penggunaan benih unggul, teknologi lainnya dan inovasi.
Sementara ekstentifikasi kita dorong oplah pada lahan rawa dan cetak sawah rakyat,” paparnya.
Brigade Pangan bersama penyuluh pendamping, dituntut untuk memiliki berbagai keterampilan dalam menjalankan perannya.
Salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai adalah literasi dan edukasi keuangan, keterampilan tersebut berperan krusial dalam pengelolaan usaha pertanian secara efektif dan berkelanjutan.
Untuk meningkatkan keterampilan tersebut, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menggelar pelatihan literasi dan edukasi keuangan bagi pengelola brigade pangan dan penyuluh pendamping yang berasal dari Kabupaten Gowa, Sidrap, dan Pinrang, Selasa (11/3).
Kepala BBPP Batangkaluku, Jamaluddin Al Afgani dalam sambutannya mengajak para penyuluh untuk terlibat dalam program Kementerian Pertanian, salah satu programnya yaitu Brigade Pangan.
Menurutnya, program tersebut menjadi perhatian Menteri Pertanian saat ini.
"Oleh karena itu, saya sangat berharap agar penyuluh yang kebetulan berada di bawah Pinrang, Sidrap, dan Gowa.
"Kami sudah menunjuk teman Widyaiswara selaku LO yang akan berkoordinasi dengan penyuluh untuk data laporan harian yang akan disetor ke Pak Menteri," ucapnya.
Selain itu, Jamal juga mengajak semua pengelola BP agar meningkatkan kompetensi, misalnya kemampuan pengoperasian alsintan sehingga tidak lagi mengeluarkan biaya untuk menggunakan tenaga orang lain.
"Kami ingin melihat pengelola BP itu sukses. Oleh karenanya, mari kita saling mendukung, bagaimana caranya agar BP ini terhitung sukses? Caranya yaitu laporkan terkait kinerja alsinnya.
Di dalam pengelolaan ini wajib hukumnya menyisihkan penghasilan untuk biaya penyusutan sebagai pengganti nanti ketika kita membeli (alsintan) baru," ucapnya.
Jamaluddin berharap BP di Sulsel dapat menjadi percontohan nasional dalam pengelolaan yang baik, sekaligus membuktikan bahwa BP Sulsel mampu eksis dan memberikan penghasilan layak bagi seluruh pengelolanya.
Pelatihan yang berlangsung selama 2 hari ini digelar secara virtual dan peserta akan dibekali materi terkait pencatatan keuangan usaha tani dan perencanaan keuangan rumah tangga petani.
(Red)