Aceh, Kabartujuhsatu.news, Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) pada Selasa (11/03/2025) menggelar acara buka puasa bersama (bukber) dengan pelajar asal Thailand di Aceh. Prof Jarjani Usman PhD dan Hasan Basri M Nur PhD, keduanya dosen UIN Ar-Raniry, menjadi pembicara menjelang buka puasa.
Buka puasa dihadiri sekitar 20 pelajar asal Thailand, terdiri dari mahasiswa berbagai perguruan tinggi dan pesantren modern di Aceh.
Dalam kesempatan itu, Jarjani menekankan pentingnya pendidikan dalam mengubah nasib seseorang, termasuk bagi penduduk muslim yang menjadi minoritas di Thailand.
“Melalui pendidikan, nasib seseorang dapat diubah, terutama dalam aspek ekonomi,” ujar Jarjani sambil menceritakan pengalaman pribadi yang berasal dari keluarga miskin tapi kemudian berkesempatan belajar dengan dana beasiswa di UI Jakarta, Belanda, Amerika Serikat dan Australia.
Sementara Hasan Basri M Nur memaparkan kondisi politik di Thailand yang mulai ramah pada keberadaan Melayu dan muslim yang ditunjukkan adanya kepercayaan jabatan Ketua Palemen Thailand dari kalangan Melayu dan muslim.
“Adik-adik mahasiswa perlu belajar dengan tekun agar dapat kepemimpinan Wan Muhammad Noor di Parlemen Thailand dapat berlanjut. Caranya adalah melalui pendidikan bermutu dan kemudian terjun ke dunia politik,” ujar Hasan.
“Belajar itu tidak semata-mata di kelas, melainkan juga secara mandiri dengan membaca buku, jurnal, media di perpustakaan. Luangkan waktu setiap hari untuk membaca secara teratur, konsisten serta mau menulis,” ujar dia.
Selain itu, Hasan juga mendorong santri dan mahasiswa asal Thailand untuk aktif bertanya kepada guru, dosen atau orang yang dianggap berilmu.
“Selain membaca, bertanya pada ahlinya adalah cara paling untuk menambah ilmu,” katanya.
Dalam bincang-bincang yang dipandu oleh Ketua YARA Safaruddin SH MH, setiap mahasiswa asal Thailand ikut berbicara.
Mereka memperkenalkan tempat asal di Thailand dan kampus tempat belajar di Aceh.
Dari kalangan pelajar, mereka belajar di Pesantren Oemar Diyan Indrapuri, Dayah Babul Maghfirah Cot Keu-eung dan Dayah Darul Ihsan Krueng Kale Aceh Besar.
Sementara dari kalangan mahasiswa, mereka belajar di Universitas Syiah Kuala, UIN Ar-Raniry, UBBG, USM, dan Universitas Iskandar Muda. Beberapa mahasiswa di UBBG, USM, dan Iskandar Muda mengaku dibebaskan dari kewajiban membayar UKT/SPP.
Mahasiswa Thailand mengaku senang mendapat undangan buka puasa di Kantor YARA. Saking senangnya, ada peserta menyampaikan apresiasi kepada YARA dalam Bahasa Thailand.
Safaruddin menyampaikan apresiasi kepada lembaga pendidikan yang membebaskan UKT kepada mahasiswa Thailand yang menimba ilmu di Aceh.
“Unimal Lhokseumawe juga akan menawarkan program pembebasan UKT untuk mahasiswa Thailand pada tahun 2025, bahkan disediakan tempat tinggal oleh pihak kampus,” ujar Safaruddin yang berencana akan melakukan sosialisasi langsung ke Thailand tentang program ini dalam waktu dekat.
Mengenai undangan bincang-bincang dan buka puasa bersama mahasiswa Thailand di Kantor YARA, kata Safaruddin, ini adalah bagian dari budaya Aceh yaitu Peumulia Jamee Adat Geutanyoe.
“Hadih maja tersebut bukan sebatas slogan, tapi harus bersama-sama kita implementasikan dalam memuliakan tamu,” pungkas Safar.