Makassar, Kabartujuhsatu.news, Maluku memiliki keterlibatan yang signifikan dalam Perang Makassar (1666-1669), di mana Kesultanan Gowa, yang merupakan pusat perdagangan penting di wilayah timur Nusantara, dalam peperangan melawan VOC yang ingin memonopoli perdagangan rempah-rempah, Sulawesi dan Maluku, sebagai wilayah penghasil rempah-rempah, yang menjadi sasaran VOC pada masa itu.
Latar Belakang
Latar belakang terjadi dimana VOC berhasil mengusir Portugis dari pulau Ambon pada tahun (1605) dan berhasil mendapatkan dukungan dari kesultanan yang ada Maluku seperti kesultanan Ternate.
Dukungan tersebut yang membuat VOC menjadi satu satunya orang yang paling berpengaruh memonopoli perdagangan rempah-rempah yang ada di kepulauan Maluku.
Berkat keberhasilan VOC dalam mengusir Portugis dari kepulauan Maluku sehingga VOC semakin kuat di wilayah timur Nusantara pada masa itu, namun banyak pihak kesultanan di Nusantara bagian timur.
Mereka merasa bahwa VOC telah bertindak semena mena di wilayah timur Nusantara sebagai contoh VOC memaksa pribumi untuk membakar cengkeh di Maluku.
Selain itu, VOC juga membantu Arung Palakka dari Bone dalam melawan kesultanan Gowa.
Hal itulah yang membuat banyak kesultanan di Nusantara bagian timur yang ingin melawan VOC diantaranya kesultanan Gowa dan kerajaan Tanah Hitu.
Perang Melawan VOC
Dalam perang melawan VOC, Kesultanan Gowa dan KesultananTallo berkerjasama dengan Kerajaan Luwu, Kesultanan Bima, Kerajaan Tanah Hitu dan Pemberontakan Kaicil Kalamata (Ternate) Untuk mengusir VOC di Nusantara bagian timur.
Dalam perang tersebut VOC telah di bantu oleh Arung Palakka dari Bone dan Kesultanan Ternate, Kapitan Jongker.
Perang Kerajaan Tanah Hitu
pada tahun (1634).
Kerajaan Tanah Hitu melakukan perlawanan terhadap VOC yang didukung oleh Kesultanan Gowa-Tallo atas ketidakadilan VOC terhadap rakyat Hitu dalam perang berkepanjangan.
Kerajaan Tanah Hitu membuat benteng kapahaha sebagai benteng pertahanan basis utama Hitu yang dilengkapi dengan pasukan dan senjata.
Sementara disisi VOC memiliki sekutu Kesultanan Ternate dalam perang, yang membantunya dalam menghadapi kerajaan Tanah Hitu serta menyerbu benteng kapahaha salah satu basis utama pertahanan Hitu.
Pada tahun (1646) Benteng Kapahaha berhasil direbut oleh VOC dan jatuhnya benteng kapahaha membuat Kerajaan Tanah Hitu runtuh pada tahun (1646).
Hal itu membuat Kesultanan Gowa-Tallo kehilangan sekutunya yang berdekatan dengan pulau Ambon, dan runtuhnya Hitu, membuat perang di tanah Ambon berakhir.
Pemberontakan Kaicil Kalamata
pada tahun (1650) seorang Pangeran asal Ternate bernama Kalamata melakukan Pemberontakan terhadap Kesultanan Ternate.
Pemberontakan tersebut dilatarbelakangi oleh VOC yang semena-mena terhadap Urusan Kesultanan Ternate serta mengatur perdagangan rempah-rempah di Maluku.
Pada tahun (1650) Kaicil Kalamata mencoba melakukan pemberontakan terhadap Ternate -VOC.
Dalam Pemberontakan melawan VOC-Ternate, pada tahun (1655) Kaicil Kalamata mencoba meminta bantuan kepada Kesultanan Gowa-Tallo yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin untuk melawan VOC dan Ternate, dan permintaan tersebut diterima baik oleh Sultan Hasanuddin dengan syarat Kaicil Kalamata harus membantu Kesultanan Gowa-Tallo dalam melawan Pemberontakan, memperluas wilayah serta membantu melawan VOC dalam perang Makassar (1666-1669) hingga beliau di tangkap dan wafat dalam penjara pada tahun (1676).
Kapitan Joungker VOC
Kapitan Jonker adalah panglima perang terbaik VOC yang berhasil membantu VOC melawan Kerajaan Tanah Hitu hingga Kerajaan Tanah Hitu runtuh pada tahun (1646).
Keberhasilan Kapitan Joungker dalam melawan Hitu membuat dia mendapatkan perintah VOC melawan Pemberontakan Kaicil Kalamata.
Dalam Pemberontakan tersebut Jongker berhasil mengusir Kaicil Kalamata pergi dari pulau Ternate dan berlindung di Kesultanan Gowa-Tallo.
Pada tahun (1666-1669) Kapitan Jongker dan Arung Palakka VOC mencoba menyerang benteng Somba Opu yang merupakan benteng basis utama Gowa-Tallo.
Dalam upaya menyerang benteng tersebut, Gowa-Tallo meminta bantuan dari sekutunya diantaranya, Kerajaan Luwu.
Pemberontakan Kaicil Kalamata dalam perang itu, VOC Kapitan Jongker Arung Palakka berhasil merebut benteng pertahanan somba Opu dari Kesultanan Gowa-Tallo serta membuat Gowa Tallo menandatangani perjanjian Bungaya.
Meskipun benteng somba Opu sudah di ambil oleh pihak VOC namun itu semua tidak membuat Sultan Hasanuddin dan sekutunya menyerah, mereka mencoba kembali melakukan perlawanan.
Sumber : Wikipedia dll