Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Dalam dinamika dunia pendidikan yang terus berkembang, peran kepala sekolah tidak lagi cukup hanya sebagai administrator.
Seorang guru yang bercita-cita menjadi kepala sekolah harus membawa lebih dari sekadar gelar atau pangkat, ia harus hadir dengan perpaduan kecerdasan dan kemauan kuat untuk membawa sekolah ke arah kemajuan yang nyata.
Seorang pemerhati pendidikan menegaskan bahwa kualitas kepemimpinan di sekolah sangat ditentukan oleh sejauh mana kepala sekolah mampu mengelola tantangan dengan kemampuan intelektual dan integritas hati yang kuat.
“Menjadi kepala sekolah bukan hanya soal jabatan, tetapi soal kemampuan memimpin dengan visi dan melayani dengan aksi,” ujar AT, Jum'at (18/4/2025).
Kecerdasan yang Harus Dimiliki
1. Kecerdasan Emosional (EQ): Kepala sekolah harus mampu memahami dan mengelola emosi, baik dirinya maupun orang lain guna menciptakan iklim sekolah yang harmonis dan produktif.
2. Kecerdasan Manajerial: Tanpa kemampuan mengelola program, sumber daya, dan waktu secara efektif, kepala sekolah akan kesulitan mengarahkan sekolah menuju tujuan yang jelas.
3. Kecerdasan Problem Solving: Dalam dunia pendidikan yang penuh tantangan, kepala sekolah dituntut cepat tanggap dan bijak dalam mengambil keputusan.
4. Kecerdasan Digital dan Literasi Teknologi: Dunia pendidikan hari ini tidak bisa lepas dari teknologi. Kepala sekolah harus paham dan mampu memanfaatkannya untuk kemajuan sekolah.
5. Kecerdasan Sosial: Kemampuan membangun relasi dengan berbagai pihak, mulai dari masyarakat hingga mitra eksternal, menjadi nilai tambah yang krusial.
Kemauan yang Harus Dimiliki
1. Kemauan untuk Melayani: Kepala sekolah sejati hadir untuk mengabdi, bukan untuk dilayani.
2. Kemauan untuk Belajar dan Berkembang: Dunia pendidikan terus berubah. Kepala sekolah harus terus belajar, bukan berhenti pada zona nyaman.
3. Kemauan untuk Terjun Langsung: Tidak hanya memantau dari kejauhan, tapi ikut terlibat dalam setiap denyut nadi kehidupan sekolah.
4. Kemauan untuk Memimpin dengan Tindakan: Kepemimpinan ditentukan oleh keteladanan, bukan sekadar perintah.
5. Kemauan untuk Berkorban: Waktu, tenaga, bahkan kenyamanan harus rela dikorbankan demi kemajuan sekolah dan anak didik.
Jika seorang guru mengejar kursi kepala sekolah hanya demi gengsi, tanpa dibekali kecerdasan dan kemauan di atas, maka yang lahir hanyalah pemimpin administratif, bukan transformasional.
Sekolah pun akan berjalan di tempat, kehilangan arah, dan sekadar menjadi institusi formal tanpa ruh kemajuan.
Pesan ini menjadi pengingat, bahwa perubahan besar dalam dunia pendidikan selalu dimulai dari pemimpin yang sadar peran dan tulus dalam kerja.
(Red)